Budidaya Kelapa Sawit | Bisnis di bidang perkebunan kelapa sawit menjadi salah satu pilihan para pengusaha lokal. Proses produksi yang hasil akhirnya adalah minyak ini memiliki keuntungan yang sangat diperhitungkan.
Kelapa sawit merupakan tumbuhan industri yang sangat penting bagi kelangsungan hidup masyarakat. Oleh karena itu, budidaya kelapa sawit di sepanjang pulau Sumatera dan Kalimantan menjadikan Indonesia penghasil minyak kelapa sawit terbesar kedua di dunia.
Syarat Tumbuh Pohon Kelapa Sawit
Kelapa sawit merupakan jenis tumbuhan tropis yang membutuhkan intensitas curah hujan yang stabil. Habitat asalnya adalah rawa atau semak belukar.

Selain itu, ada beberapa hal perlu dipertimbangkan saat Anda akan membuka lahan untuk perkebunan kelapa sawit. Hal-hal yang mempengaruhi baik buruknya pertumbuhan dan hasil dari produk kelapa sawit tersebut antara lain:
1. Media Tanam
Syarat utama yang perlu Anda perhatikan sebelum memulai menjalankan bisnis kelapa sawit adalah mengetahui media tanamnya seperti apa.
Untuk mendapatkan tanaman kelapa sawit yang subur, tanah yang digunakan adalah tanah yang mengandung banyak lempung, memiliki sistem pengairan yang baik, dan permukaan air tanah yang cukup dalam.
Selain itu, tanah gambut, daerah pantai, daerah dekat muara sungai, tanah Aluvial, tanah Latosol dan tanah Ultisol juga cocok dijadikan area budidaya kelapa sawit.
2. Iklim
Pada dasarnya kelapa sawit membutuhkan iklim tropis untuk hidup, yaitu dengan kadar sinar matahari rata-rata 5 sampai 7 jam per hari.
Ketinggian tempat yang ideal adalah 1 sampai 500 mdpl, dengan curah hujan tahunan 1.500 hingga 4.000 mm dan kecepatan angin berkisar antara 5 samai 6 km per jam guna membantu proses penyerbukan bunga.
Baca juga : Cara Budidaya Kakao Agar Hasil Panen Maksimal
Cara Mudah Budidaya Kelapa Sawit

Untuk menghasilkan kelapa sawit yang berkualitas, tentu tidak lepas dari yang namanya pembibitan dan perawatan.
Adapun kita harus pandai-pandai melakukan pembibitan serta terus melakukan perawatan hingga pohon kelapa sawit siap untuk menghasilkan buah yang berkualitas.
1. Pembibitan

Bibit yang berkualitas baik tentu akan memberikan hasil yang baik pula. Untuk budidaya kelapa sawit Anda hendaknya menggunakan bibit yang sudah bersertifikasi sehingga mutu benih, kualitas dan kuantitas biji kelapa sawit sesuai dengan yang diharapkan.
Cara pembibitan kelapa sawit terdapat 2 tahap, yaitu tahap pembibitan awal (Pre-Nursery) dan tahap pembibitan utama (Main-Nursery). Tahap pembibitan awal merupakan tahap tumbuhnya kecambah setelah disemai menggunakan polybag.
Sedangkan tahap pembibitan utama yaitu pembesaran bibit yang sudah tumbuh hingga menjadi bibit yang siap untuk ditanam.
2. Menentukan Pola Tanam
Pola tanam pada budidaya kelapa sawit dapat diterapkan dengan cara monokultur atau sistem tumpangsari. Pada pola tanam kelapa sawit secara monokultur, tanaman penutup tanah diperlukan sebagai penghambat tumbuhnya rumput liar (gulma) serta mampu memperbaiki sifat-sifat kimia, fisika dan biologi, membantu mempertahankan kelembapan tanah hingga mencegah terjadinya erosi pada tanah.
Penutupan tanah tersebut sebaiknya segera dilakukan setelah persiapan lahan selesai atau selambat-lambatnya setelah penanaman bibit kelapa sawit. Adapun tanaman yang baik digunakan sebagai penutup tanah adalah tanaman kacang-kacangan.
Berbeda dengan pola tanam secara monokultur, pola tanam dengan cara tumpangsari Anda akan mendapatkan dua manfaat sekaligus dalam satu lahan perkebunan. Sementara menunggu masa panen kelapa sawit area sekitar kelapa sawit dapat ditanami berbagai macam tanaman seperti jagung, padi, cabai, ubi kayu, ketela, buah-buahan merambat atau sayur-sayuran lainnya.
3. Waktu dan Proses Tanam Kelapa Sawit

Meski budidaya kelapa sawit tergolong sederhana, namun untuk bisa memulai menanam bibit kelapa sawit harus menunggu waktu tertentu. Waktu yang tepat untuk menanam bibit kelapa sawit adalah di awal musim penghujan.
Jadi ketika masa musim hujan selesai, akar tanaman kelapa sawit sudah cukup kuat dan mampu menghadapi kekeringan di musim kemarau. Berikut ini adalah tahapan menanam bibit kelapa sawit:
- Sehari sebelum proses tanam, bibit kelapa sawit yang disemai disiram dengan air, supaya media semai memiliki cadangan air yang cukup.
- Bawa bibit kelapa sawit ke lahan dan letakkan pada masing-masing tepi di lubang tanam.
- Buka polybagsemai dengan perlahan dan hati-hati agar media semai tersebut tidak rusak.
- Masukkan bibit siap tanam ke dalam lubang tanam dan timbun dengan tanah .
- Padatkan tanah, hal ini bertujuan agar bibit tumbuh berdiri tegak dan tidak akan mudah roboh.
4. Pemeliharaan Kelapa Sawit

Tidak selesai pada proses penanaman. Hal yang berperan penting menghasilkan biji kelapa sawit berkualitas adalah bagaimana pemeliharaan yang Anda lakukan. Pemeliharaan budidaya kelapa sawit terdiri dari:
-
Penyulaman
Penyulaman artinya mengganti tanaman kelapa sawit yang tidak tumbuh dengan baik, rusak karena hama ataupun mati. Penggantian ini dilakukan pada musim penghujan. Bibit yang digunakan untuk mengganti berumur sesuai dengan tanaman yang akan disulam.
-
Penutupan Tanah dengan Tanaman
Penutupan tanah dapat dilakukan dengan penanaman kacang-kacangan seperti Colopogonium, Pueraria Javanica, dan Centrosema Pubescens. Penanaman ini sebaiknya dilakukan setelah persiapan lahan selesai.
-
Membuat Bokoran atau Piringan
Membuat bokoran atau piringan adalah membersihkan daerah sekeliling lahan budidaya kelapa sawit dari rumput liar (gulma). Bentuk seperti piringan di sekitar batang kelapa sawit dengan diameter 2 hingga 3 meter.
-
Pemangkasan Pelepah
Tujuan dilakukannya pemangkasan pelepah adalah supaya memperoleh tanaman kelapa sawit yang bersih dengan jumlah daun yang sedikit dan mempermudah proses panen. Pemangkasan pelepah disesuaikan dengan umur atau tingkat pertumbuhannya.
Baca juga : Cara Budidaya Merica, Budget Minimal Untuk Hasil Panen Berlimpah
5. Pengendalian Hama Kelapa Sawit

Jenis OPT yang sering menyerang budidaya kelapa sawit adalah serangga (insekta), virus, jamur dan bakteri sedangkan hama-hama seperti ulat setora, tungau, nematoda, ulat api, dan kumbang juga turut menjadi perusak lainnya.
Jenis penyakit yang ada di tanaman kelapa sawit yaitu penyakit garis kuning, penyakit root blast, bud root dan basal root. Pengendalian hama dan penyakit dapat dilakukan dengan penyemprotan bakterisida, insektisida atau fungisida.
6. Pemupukan Kelapa Sawit

Jadwal pemupukan tanaman kelapa sawit adalah 2 kali dalam setahun. Pemupukan pertama tanaman kelapa sawit dilakukan pada awal musim penghujan yaitu antara bulan September hingga bulan Oktober dan pemupukan selanjutnya dilakukan pada akhir musim penghujan antara bulan Maret hingga bulan April.
Jenis pupuk yang dapat digunakan antara lain TSP/SP 36, Urea, Kiserit, Borax dan KCI. Dosisnya disesuaikan dengan umur tanaman.
7. Sistem Panen Kelapa Sawi

Panen merupakan proses akhir dari sebuah siklus budidaya kelapa sawit. Proses panen adalah pemangkasan tandan buah kelapa sawit dari pohon kemudian diangkut dari lahan perkebunan ke pabrik, prosesnya meliputi pemotongan tandan buah yang matang, pemotongan pelepah, pengangkatan biji kelapa sawit ke tempat pengumpulan hasil, dan pengangkutan hasil ke pabrik.
Panen menjadi salah satu kegiatan penting dalam pengelolaan perkebunan kelapa sawit. Berdasarkan tinggi tanaman, proses panen dibagi menjadi 2 cara yaitu:
- Tanaman kelapa sawit usia < 7 tahun, dipanen dengan menggunakan alat dodos yang lebarnya 10 – 72,5 cm dan gagang pipa besi atau tongkat kayu.
- Tanaman kelapa sawit usia > 7 tahun, dipanen dengan menggunakan egrek yang disambung dengan batang bambu atau tongkat aluminium.
Demikianlah pembahasan tentang cara budidaya kelapa sawit untuk pemula. Tidak ada yang mustahil ketika Anda memiliki niat positif di dunia bisnis dan usaha. Membuka perkebunan kelapa sawit dapat menjadi alternatif atau bahkan kegiatan usaha lain di luar pekerjaan yang sedang Anda jalankan saat ini.