PH Tanah Terhadap Tanaman | Dalam ilmu pertanahan terdapat istilah pH atau derajat keasaman tanah. Istilah ini sedikit banyak mempengaruhi pertumbuhan dan produktivitas tanaman di suatu tempat.
Mengetahui derajat keasaman tanah sangat penting terutama bagi petani dan pengusaha perkebunan agar mendapatkan hasil panen maksimal. Dibawah ini ada penjelasan mengenai pH tanah dan pengaruhnya bagi tanaman.
Sekilas Tentang PH Tanah
Dalam dunia pertanian dan perkebunan, tanah tidak hanya di lihat sebagai media tanam saja. Akan tetapi di dalam tanah pun terdapat kandungan-kandungan unsur hara di dalamnya. Salah satu yang harus kita perhatikan adalah tentang pH tanah. Nah, apakah anda sudah tau apa itu pH tanah? bagaimana cara mengukur pH tanah dan apa saja yang mempengaruhi di dalamnya? Oke. Langsung saja kita simak informasi di bawah ini.

1. Pengertian pH Tanah
pH merupakan satuan yang digunakan untuk mengukur tingkat keasaman suatu larutan. Dalam kaitannya dengan tanah, satuan ini dipakai untuk mengetahui tingkat kesuburan tanah dan unsur hara yang bisa diserap oleh tanaman.
Skala yang digunakan mulai dari 0 sampai 14. pH kurang dari 7 berarti tanah tersebut asam. Sedangkan lebih dari 7 menunjukan tanah basa. Angka 7 adalah indikator pH tanah dengan tingkat keasaman netral.
2. Penyebab Perbedaan Kadar pH Tanah
Setiap jenis tanah memiliki tingkat pH yang berbeda-beda. Ada beberapa hal yang menyebabkan perbedaan itu terjadi. Pertama adalah unsur hara yang terkandung dalam tanah. Kandungan unsur hara yang dimaksud adalah magnesium, asam sulfur, kalsium, dan lain sebagainya. Hal ini bisa terjadi akibat jenis tanaman yang tumbuh. Penyebab kedua adalah letak geografis wilayah.
Contohnya wilayah yang berada di pegunungan atau gurun pasir memiliki kadar pH tanah berbeda. Umumnya tanah pegunungan memiliki derajat pH antara 5,6 – 6,9. Sedangkan wilayah gurun pH rata-ratanya berkisar 7,6 – 8,1.
3. Cara mengukur pH Tanah

Cara pertama untuk mengukur derajat pH dalam tanah adalah dengan menggunakan pH meter. PH meter dapat memberitahu kadar pH dalam tanah secara langsung melalui layar digital pada alat tersebut. Namun, harganya cukup mahal sehingga tidak banyak orang menggunakan alat pH meter.
Cara kedua dengan menggunakan kertas lakmus. Harganya yang murah membuat kertas lakmus sebagai alat alternatif untuk mengetahui tingkat pH tanah. Kelemahannya adalah pengguna tidak bisa mengetahui derajat keasaman tanah karena hanya bisa mengukur apakah tanah tersebut bersifat asam, basa, atau netral.
4. Manfaat Mengetahui Kadar pH Tanah
Mempelajari tingkat keasaman tanah sangat bermanfaat bagi orang-orang yang bekerja di bidang pertanian dan perkebunan. Mereka bisa menentukan potensi racun dalam tanah yang dapat mengganggu pertumbuhan tanaman.
Selain itu tinggi rendahnya unsur hara yang dapat diserap oleh tanaman juga dapat dihitung sesuai derajat keasaman tanahnya. Jadi keberhasilan dalam melakukan budidaya tanaman akan meningkat.
Pengaruh PH Tanah Terhadap Pertumbuhan Tanaman
Tingkat pH tanah sangat mempengaruhi pertumbuhan tanaman baik secara langsung maupun tidak langsung. Pengaruh secara langsung tentu saja bisa dilihat dari fisik tanaman seperti diameter batang, kelebatan daun, dan tingkat produktivitas tanaman. Pengaruh tidak langsungnya meliputi beberapa hal seperti nutrisi tanah, kandungan nitrogen dan bakteri tanah.

1. Ketersediaan Bakteri dan Mikroorganisme
Beberapa jenis bakteri dan mikroorganisme yang hidup di bagian akar tanaman dapat membantu pertumbuhan tanaman karena mengikat nutrisi dari dalam tanah. Selain itu, mereka mampu merubah nitrogen di udara menjadi nitrogen yang dapat digunakan oleh tanaman.
Pengaruh lainnya adalah ketersediaan unsur hara berkat penguraian berbagai zat didalam tanah yang dilakukan oleh mikroorganisme. Namun, bakteri dan mikroorganisme hanya bisa hidup pada tanah dengan derajat pH yang sesuai.
2. Ketersediaan dan Penyerapan Unsur Hara
Beberapa zat yang diperlukan oleh tanaman hanya tersedia pada derajat pH tertentu. Misalnya zat fosfor yang ada di skala pH tanah 6 – 7. Disamping itu tingkat keasaman tanah ikut mempengaruhi mudah atau tidaknya ion-ion pada unsur hara diserap tanaman.
Semakin tinggi tingkat keasaman, semakin sulit nutrisi tanah diserap karena berbagai reaksi kimia yang terjadi. Sebaliknya jika keasaman normal, tanaman lebih mudah menyerap nutrisi dalam tanah karena mudah larut dalam air.
3. Pengaruh Tingkat Keasaman Tanah

Nilai derajat pH tanah banyak mempengaruhi kualitas pertumbuhan tanaman. Pada pH 6,5 ke bawah atau masam, tanaman tidak dapat tumbuh dengan baik atau bahkan tanah sulit untuk ditanami. Hal ini disebabkan oleh sedikitnya nutrisi yang terkandung pada tanah dan meningkatnya kadar racun.
Saat tanah dalam kategori masam terjadi pengikatan secara kimiawi pada zat magnesium, kalsium, dan fosfor sehingga tidak dapat diserap oleh akar tanaman. Akibatnya tanaman tidak dapat melakukan fotosintesis dengan baik.
Gejala yang paling sering terjadi pada tanaman yang tumbuh di tanah dengan keasaman tinggi adalah daunnya yang menguning atau kecoklatan di bagian pinggirnya meskipun masih muda. Hal ini disebabkan akar tanaman tidak mampu menyerap zat besi dan nitrogen. Selain itu akar tanaman menjadi lebih pendek akibat teracuni alumunium. Pertumbuhan tanaman menjadi tidak normal dan produktivitasnya rendah.
Melakukan pemupukan juga sia-sia karena tidak dapat diserap dengan maksimal oleh tanaman. Untuk menurunkan tingkat keasaman tanah biasanya dilakukan pengapuran terlebih dahulu sebelum penanaman dilakukan.

PH tanah netral antara 6,6 sampai 7 merupakan tanah yang paling cocok ditanami berbagai macam tanaman. Tanaman akan tumbuh dengan normal berkat nutrisinya yang terpenuhi. Ciri yang mudah dikenali dari tanaman yang tumbuh diatas tanah dengan pH netral adalah buah dan daunnya yang lebat. Namun perlu hati-hati karena penggunaan pupuk kimia atau pestisida dapat merubah derajat pH jika penggunaannya berlebihan.
Terakhir ada pH basa atau 7,1 ke atas. Pada saat kandungan pH diatas 7,1 tanaman juga tidak dapat tumbuh sempurna. Terjadi pengikatan secara kimiawi pada zat besi, mangan, seng, dan tembaga. Para petani atau pengusaha perkebunan biasanya akan menurunkan tingkat basa tanah menggunakan belerang agar mendapatkan hasil panen yang lebih banyak. Namun, cara tersebut kurang efektif pada tanah yang memiliki unsur kalsium karbonat atau kapur.
4. Memaksimalkan Derajat PH untuk Pertumbuhan Tanaman
Seperti yang dijelaskan pada poin 2 bahwa tanah yang paling baik untuk ditanami memiliki derajat pH tanah 6,6 – 7. Namun ada beberapa hal yang bisa dilakukan agar mendapatkan kualitas tanah yang ideal. Cara paling mudah dengan mengatur saluran irigasi agar ketersediaan air mencukupi.

Air yang cukup sangat berpengaruh pada garam mineral yang berada di sekitar akar tanaman. Jumlah air yang besar dan tidak jauh dari permukaan tanah menyebabkan proses transpirasi pada tanaman.
Selanjutnya mengenai pemakaian pupuk pada tanaman. Agar mendapatkan pH yang tetap seimbang penggunaan pupuk organik adalah cara terbaik. Pupuk organik dapat mengurangi dampak negatif kadar sodium tanah. Hal ini membuat pertumbuhan tanaman bisa lebih meningkat dan hasil panennya memuaskan.
Namun, untuk pupuk organik yang berasal dari kotoran ternak harus dipakai dengan hati-hati karena kadar sodiumnya cukup tinggi.
Demikian penjelasan mengenai pH tanah dan pengaruhnya terhadap tanaman. Setiap tanaman memiliki kecocokan tersendiri pada kondisi tanah tertentu karena bisa menentukan pertumbuhan tanaman tersebut produktivitasnya. Jadi mempelajari tingkat kandungan asam dalam tanah memang sangat penting karena bisa dijadikan pedoman untuk menentukan tumbuhan yang akan ditanam atau dibudidayakan.