Cara Budidaya Ikan Lele | Ikan lele adalah salah satu primadona ikan tawar yang sangat sering dikonsumsi masyarakat Indonesia dibandingkan jenis ikan lainnya.
Selain harganya lebih murah daripada ikan lele yang lainnya, ikan ini juga mudah untuk dimasak dengan beraneka jenis masakan seperti ikan goreng, penyet lele, ikan bakar, dan mangut lele.
Sehingga prospek budidaya ikan lele cerah dan menjanjikan. Ternak ikan ini akan sangat menguntungkan karena sifat kekebalan ikan yang tidak mudah mati.
Bahkan jenis ikan ini mampu hidup di tempat yang terpolusi kadar ringan sekalipun. Ternak ini juga tidak mudah terkena hama penyakit. Sehingga kemungkinan kerugian yang diderita untuk gagal panen sangatlah kecil.
Oleh karena itu, cara untuk membudidayakan ikan ini harus ditempuh 5 tahap penting yang berperan dalam keberhasilan panennya.

Pembibitan Ikan Lele
Seperti budidaya ternak lainnya, memelihara ikan lele juga melalui tahap awal yaitu pembibitan. Bibit lele dapat dibeli di pasaran sesuai dengan kebutuhan kolam yang akan disebarkan bibit.
Biasanya peternak lebih memilih untuk beternak lele jenis dumbo dan sangkuriang. Jenis ini mudah dikembangbiakan, ukurannya besar dan cepat panen.
Selain itu jenis ini mempunyai daging yang lebih enak dan tidak rentan terhadap penyakit. Cara pembibitan dapat dijelaskan berdasarkan 3 alur yang utama.
1. Kolam Pembibitan

Terlebih dahulu dipersiapkan kolam pembibitan. Setelah lele berkembangbiak dapat dipindahkan ke kolam pembiakan. Syarat kolam yang dipersiapkan untuk pembibitan haruslah mempunyai suhu antara 26 sampai 32 derajat celcius.
Jika suhu dibawah 26 derajat celcius, maka ikan ini akan mengalami gangguan pencernaan dan efek selanjutnya dapat mengalami kematian. Tingkat keasaman air untuk budidaya ikan lele juga harus netral atau maksimal ber pH 8.
Dalam perawatan ikan lele, dibutuhkan kolam spesifikasi yang mempunyai spesifikasi khusus. Kolam sebaiknya diisi air bersih dengan ketinggian mencapai 60 cm. Dalam air kolam juga diberi unsur hara berupa pupuk kandang yang ditaruh dalam karung.
Biarkan pupuk kandang dalam karung dan masukkan di kolam. Setidaknya selama satu minggu biarkan saja pupuk tersebut larut dalam kolam dan ambil karungnya. Setelahnya kolam aman untuk disebarkan bibit lele.
2. Penyotiran Bibit

Bibit untuk memelihara ikan lele harus disortir berdasarkan ukuran dan besar kecilnya. Selain agar pertumbuhannya akan seragam, ikan ini tidak akan saling memakan jika ukurannya cenderung sama.
Bibit dengan ukuran yang sama akan mempermudah dalam pemanenan sehingga dapat dipanen dalam selang waktu yang sama pula.
3. Penyebaran Bibit

Siapkan ember yang ukurannya jauh lebih kecil daripada kolam pembibitan, tetapi mampu menampung bibit yang akan dipersiapkan. Ember ini membantu pada proses penyebaran benih dan penyesuaian diri lele pada lingkungan baru.
Penebaran bibit tidak langsung dilakukan pada kolam pembibitan ikan lele. Lebih baik ikan lele ditaruh di ember dan dimasukkan ke dalam kolam pembibitan.
Ikan ini akan lebih mudah adaptasi dan tidak kaget dengan lingkungan yang baru. Otomatis, lele akan keluar dengan sendirinya dari ember bibit ke kolam pembibitan. Penyebaran benih dilakukan pada waktu pagi atau malam hari untuk menghindari sinar matahari secara langsung.
Pembesaran Lele

Tahap pembesaran pada budidaya ikan lele membutuhkan kolam yang berbeda dengan kolam pembibitan. Kolam yang umum digunakan pada pembesaran ikan ini adalah kolam terpal daripada kolam yang terbuat dari semen atau tanah.
Kolam terpal banyak dipilih karena murah, mudah pembuatannya, perawatannya, lele tidak mudah terkena penyakit, dan meningkatkan produktivitas ternak lele. Spesifikasi pembuatan kolam pembesaran setidaknya ada 3 poin.
1. Bahan dan Material
Bahan yang dibutuhkan untuk pembesaran ikan lele dipersiapkan dahulu. Salah satunya yaitu terpal dengan ukuran 10 meter kali 8 meter.
Siapkan juga galian tanah yang akan digunakan sebagai kolam pembesaran dengan ukuran 5 meter kali 2 meter. Air secukupnya untuk mengisi kolam juga dipersiapkan.
2. Penggalian Tanah
Penggalian tanah untuk kolam pembesaran ikan lele sebaiknya dengan kedalaman antara 70 cm sampai dengan 1 meter. Sisa tanah galian sebaiknya digunakan sebagai tanggul kolam dengan ketinggian tanggul sekitar 0,5 meter.
Hal ini dimaksudkan agar kolam tidak jebol apalagi jika sudah mendekati musim penghujan.
3. Pagar Kolam
Kolam pembesaran dibuatkan pagar dari bambu. Bambu kemudian disusun diatas tanggul kolam dengan ketinggian rrata-rata 35 cm dimana bambu utuh sebaiknya ditaruh di bagian dalam tanggul. Bambu yang utuh akan lebih kuat menahan beban air dan lele.
Kolam Lele

Pada tahap pembesaran lele dimana lele dipindahkan dari kolam pembibitan ke kolam pembesaran. Ada aspek-aspek lain yang harus diperhatikan agar budidaya ikan lele dapat menghasilkan panen yang menjanjikan.
Kolam ini harus mempunyai kualitas air dan kedalaman yang sesuai seiring semakin bertambahnya usia dan ukuran lele.
1. Kedalaman Air Kolam
Air kolam akan mengalami penguapan setiap harinya sehingga ketinggian air akan berkurang. Sehingga dilakukan penambahan air secara berkelanjutan.
Jika air di kolam terlalu dangkal akan membuat lele mengalami kepanasan dan dapat menimbulkan kematian. Kedalaman air kolam yang direkomendasikan untuk budidaya ikan lele adalah 20 cm setelah satu bulan, 40 cm setelah dua bulan dan 60 cm setelah tiga bulan.
Agar ikan ini tidak mengalami kepanasan dapat pula ditumbuhkan tanaman enceng gondok sebagai peneduh.
2. Kualitas Air Kolam
Meskipun lele dapat hidup dalam keadaan air bagaimanapun, tetapi akan lebih baik jika kualitas air kolam dapat dijaga. Hal ini untuk menjaga kualitas lele agar tidak terserang penyakit dan pertumbuhannya maksimal.
Kualitas air kolam dalam keadaan baik-baik saja jika kolam berwarna hijau. Jika berwarna merah biasanya usia menginjak dewasa dan sudah waktunya masa panen.
Pakan Lele

Masukan nutrisi bagi ikan lele sangat berpengaruh terhadap tumbuh kembang dan hasil budidaya ikan lele. Sehingga ikan ini perlu diberikan pakan yang dapat mendukung metabolismenya.
Pakan lele berupa pelet biasanya diberikan setiap 3 kali sehari yaitu pukul 7 pagi, pukul 5 sore dan 10 malam. Jika dirasakan lele masih lapar dengan indikasi sering menjulurkan kepalanya ke permukaan, berarti sudah lapar dan perlu untuk diberi makan tambahan.
Dapat pula diberikan makan pada jarak 3 jam-an sehingga setidaknya diberi makan sebanyak 5 kali sehari.
Cara Panen Lele

Lele dapat siap panen setelah berusia 2 sampai 3 bulan terhitung sejak penyebaran pembibitan. Indikasi layak panennya adalah satu kilogram biasanya 4 sampai 8 ekor lele sehingga layak dikonsumsi.
Pemanenannya dimulai dengan membuat air kolam surut sehingga mudah ditangkap dan dipanen. Ikan yang layak dipanen ditampung pada wadah yang ada dan jangan sampai kulit ikan lecet karena proses penangkapan.
Kolam diisi air lagi untuk ikan yang masih berukuran lebih kecil atau tidak layak dipanen.
Tahapan cara budidaya ikan lele yang juga biasanya cukup penting adalah proses pemasaran. Jika pembeli akan membeli langsung di tempat usahanya, tidak perlu proses yang berbelit-belit dalam pemasaran.
Jika masih belum punya pasar, maka dapat disalurkan di pasar-pasar ikan dan tradisional. Bahkan dapat pula dipasarkan pada rumah makan dan restoran.